GUNUNGKIDUL, iNews.id - Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat adanya peningkatan kasus kerdil pada anak. Pemicunya karena banyak remaja yang mengalami anemia dan asupan gizi saat hamil kurang.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, dari survei gizi angka kerdil di Gunungkidul pada 2021 sebanyak 20 persen. Sedangkan di 2022 justru naik menjadi 23 persen.
“Penyebab tertinggi karena anemia, tetapi tidak langsung remaja anemia, juga faktor ekonomi,” katanya Rabu (1/2/2023).
Selain itu juga dipicu dari bagaimana asupan gizinya, sanitasi hingga perilaku dari pola makan. Hal ini sangat berkaitan erat dan memengaruhi anemia.
Untuk mencegah kasus ini, Dinkes sudah melakukan intervensi secara rutin. Penanganan melibatkan lintas OPD untuk bersama-sama menanganai stunting.
“Penanganan tidak bisa sendiri butuh dukungan semua pihak dan lintas OPD harus dilibatkan dalam penanganan kasus kekerdilan," katanya.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan, Polda DIY bersama Korem 072 Pamungkas hari ini mendistribusikan bantuan makanan bergizi kepada 4.568 sasaran untuk mengatasi masalah kekerdilan di Gunungkidul. Bantuan ini sesuai arahan dari pusat untuk menurunkan angka kekerdilan.
"Gunungkidul jadi lokasi pertama, karenakan angka kekerdilan cukup tinggi dan kondisi geografis yang sulit,” ujarnya.
Paket yang disalurkan berupa telur, kacang hijau, dan vitamin. Rencananya, bantuan akan diberikan 2 kali dalam sepekan.
Sementara itu, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Puji Cahyono berharap bantuan stimulan seperti ini bisa mendorong pemerintah daerah agar gencar menurunkan angka kekerdilan.
“Butuh dukungan masyarakat agar anak-anak bisa tumbuh sehat,” ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait