SLEMAN, iNews.id – Sempat terpuruk dalam masa pandemi Covid-19, industri otomotif di Indonesia pada awal 2021 ini mulai bangkit. Hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan diskon pajak penjualan atas barang merah (PPnBM) sejak awal maret lalu.
Anggota Komisi VI DPR asal DIY Subardi mengatakan, dari data yang dilansir Gaikindo, penjualan mobil baru pada bulan maret cukup tinggi. Banyak masyarakat yang memanfaatkan membeli mobil baru ketika diberlakukan PPnBM.
“Capaian ini menjadi awal kebangkitan industri otomotif nasional. Strategi mundur selangkah untuk maju seribu langkah terbukti sukses,” katanya, dalam Reses DPR di Kawasan Papringan, Caturtunggal Sleman, Senin (19/4/2021).
Subardi mengatakan, kebijakan ini berdampak kehilangan pajak penjualan. Namun, efeknya mampu mendongkrak industri otomotif nasional sebagai industri fundamental. Apalagi pasar otomotif di Indonesia menjadi yang terbesar di Asean.
Data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan pada tahun 2019, lebih dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri dan 300.000 telah diekspor ke seluruh dunia. Industri otomotif juga merupakan satu dari tujuh sektor prioritas dalam implementasi industri 4.0 di tanah air.
“Kebijakan itu efektif bangkitkan pasar dan kami Apresiasi duet kinerja Kemenkeu dan Kemenperin. Apalagi momentum ini dilanjut dengan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta,” kata Ketua DPW Nasdem DIY ini.
Relaksasi PPnBM membebaskan pajak mobil baru golongan tertentu. Di antaranya mobil penumpang 4x2 termasuk sedan dengan mesin kurang dari 1.500 cc. Syarat lainnya adalah mobil yang diproduksi di dalam negeri dengan komponen lokal mencapai 70 persen. Relaksasi PPnBM 0 persen berlaku mulai Maret-Mei tahun ini. Selanjutnya berlaku potongan bertahap, yakni 50 persen pada Juni-Agustus, dan 25 persen pada September-November.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait