"Ide awal minuman keras itu berasal dari salah satu siswa yang mengajak temannya. Awalnya ditolak namun akhirnya menurutinya. Kemudiana ada satu siswa yang membeli miras," ujar dia.
Ada beberapa siswa yang sengaja minum minuman keras. Namun ada beberapa diantaranya yang turut menenggak miras karena dipaksa kemudian ada yang memang karena ingin coba-coba.
Saat itu pihak sekolah memergoki apa yang dilakukab para siswa. Mereka kemudian memanggil orangtua siswa dan disepakati untuk mengirim para siswa ke pondok pesantren. Pihak orang tua siswa juga sepakat membayar biaya Rp300.000 untuk biaya selama di Pondok Pesantren. "Kami harap ini memberi efek jera. Dan tidak terulang lagi peristiwa yang sama," kata dia.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait