Wisatawan bersantai di tempat bersandar kapal di Pelabuhan Tanjung Adikarto. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.id - Kelanjutan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto di muara Sungai Serang Kulonprogo menunggu kajian teknis terintegrasi yang dilaksanakan pemerintah pusat. Hasil kajian itulah yang akan menjadi dasar bagi kelanjutan pembangunan. 

“Masih menunggu proses kajian terintegrasi Tanjung Adikarto dengan Bandara YIA, dan sekitarnya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Bayu Mukti Sasongka di Yogyakarta, Rabu (2/2/2022).

Bayu mengatakan, kajian teknis terintegrasi kelanjutan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto menjadi kewenangan pemerintah pusat dengan melibatkan para ahli. Salah satunya disesuaikan dengan kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Yogyakarta.  

Sesuai kajian pada 2017, penambahan panjang breakwater (bangunan pemecah gelombang)  menjadi fokus utama untuk menepis pendangkalan kolam pelabuhan karena sedimentasi. Saat itu di sisi barat akan ditambah 150 meter dan 170 meter di sisi timur. 

Kendati dinilai lebih efisien, hasil kajian itu mentah dan urung diterapkan lantaran dikhawatirkan memicu abrasi landas pacu YIA. 

“Kalau diperpanjang breakwater-nya apakah tidak berdampak pada runway bandara YIA karena kan arus laut menjadi terhalang oleh breakwater," ujar Bayu.

Opsi lainnya bukan dengan memperpanjang breakwater, melainkan mengeruk pasir secara berkala untuk menghindari pendangkalan kolam pelabuhan. Hanya dengan metode pengerukan akan menjadikan biaya menjadi membengkak.  

Karena itu, menurut dia, perlu kajian terintegrasi yang melibatkan para ahli untuk menentukan tahap pembangunan selanjutnya. Saat ini kajian pembangunan yang bakal menggunakan APBN tersebut masih dalam proses penganggaran termasuk penentuan pihak mana saja yang akan dilibatkan.

"Prosesnya baru sampai di situ," ujar Bayu.

Di sisi lain, ada pula pembiayaan yang bakal menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang syaratnya harus didahului penyatuan aset yang ada di pelabuhan itu.

"Jadi kami masih dalam proses penyatuan aset. Ada aset pusat, aset daerah, ada aset Kabupaten Kulon Progo," kata dia.

Bayu membantah anggapan bahwa pelabuhan yang mulai dibangun sejak 2005 dan digadang-gadang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di DIY itu mangkrak. Proses penyelesaian pembangunan masih dilakukan. Hanya kondisi ombaknya cukup tinggi.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network