Raja putra Sultan Agung yang baru saja naik tahta di Mataram itu ingin membangun istana sendiri. Dia bermaksud meninggalkan Keraton Kerta yang selama bertahun-tahun jadi pusat kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma, pemimpin terkuat di Jawa pada masanya.
Konon di Istana Plered dibangun dengan megah. Di sinilah berdiri tegak istana besar nan mewah yang disusun dengan batu bata dan dikelilingi air. Pembangunan Keraton Plered memakan waktu bertahun-tahun dan melewati berbagai rintangan alam hingga berdiri sebagai keraton yang megah dan lebih kuat dibanding keraton lama.
Hal ini wajar mengingat bahan dasarnya yang terbuat dari batu bata. Selain itu menggunakan gaya arsitektur bangunan yang masih langka di abad 17.
Keraton Plered dilapisi tiga pintu gerbang utama. Pintu gerbang pertama disebut Selimbi. Pada pintu gerbang ini berdiri dengan tegak sebuah benteng yang dihuni oleh sekitar 1.500-1.600 orang.
Benteng-benteng ini dijaga oleh para prajurit keraton. Siapa saja yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis. Setelah gerbang utama, ada gerbang kedua yang disebut gerbang pintu Tadi. Kemudian disusul pintu gerbang ketiga yang disebut Kaliajir. Pintu gerbang ketiga ini pusat keraton.
Sekitar 1 hingga 1,5 mil dari pintu gerbang Selimbi, tampaklah alam Mataram yang subur, sawah yang luas, hingga batasnya pun tidak tampak oleh pandangan mata.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait