Sultan Amangkurat I memerintah Kerajaan Mataram pada 1646-1677. (Foot: Dok perpusnas.go.id)

JAKARTA, iNews.id - Kerajaan Mataram pernah memiliki istana di Plered, Bantul, Yogyakarta sebelum pindah ke Kartasura. Istana tersebut memiliki bangunan megah hingga danau buatan yang dinamakan Segarayasa.

Dikisahkan dalam buku "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat III" yang ditulis Peri Mardiyono, istana Kerajaan Mataram di Plered dibangun dengan menggunakan bata. Pekerjaan pembangunan di Plered dikatakan tidak berhenti sampai tahun 1666. Letaknya di Plered, Bantul, sebelah timur laut Karta. 

Keraton Plered ditinggalkan pada tahun 1680 oleh putera Amangkurat I yakni Sultan Amangkurat II yang memindahkan pusat pemerintahan ke Kartasura. Pemindahan itu karena sejak Amangkurat I memerintah terjadi ketidakstabilan dan huru-hara yang tak kunjung padamkan. Kondisi itu membuat Keraton Mataram di Plered berpindah tempat. 

Pada pembangunan keraton, Amangkurat I mengerahkan sekitar 300.000 orang untuk membangun istana megah dan bendungan di Plered. Titah raja Amangkurat I ini dituliskan pada Babad Tanah Jawi. 

Raja putra Sultan Agung yang baru saja naik tahta di Mataram itu ingin membangun istana sendiri. Dia bermaksud meninggalkan Keraton Kerta yang selama bertahun-tahun jadi pusat kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma, pemimpin terkuat di Jawa pada masanya. 

Konon di Istana Plered dibangun dengan megah. Di sinilah berdiri tegak istana besar nan mewah yang disusun dengan batu bata dan dikelilingi air. Pembangunan Keraton Plered memakan waktu bertahun-tahun dan melewati berbagai rintangan alam hingga berdiri sebagai keraton yang megah dan lebih kuat dibanding keraton lama. 

Hal ini wajar mengingat bahan dasarnya yang terbuat dari batu bata. Selain itu menggunakan gaya arsitektur bangunan yang masih langka di abad 17.

Keraton Plered dilapisi tiga pintu gerbang utama. Pintu gerbang pertama disebut Selimbi. Pada pintu gerbang ini berdiri dengan tegak sebuah benteng yang dihuni oleh sekitar 1.500-1.600 orang. 

Benteng-benteng ini dijaga oleh para prajurit keraton. Siapa saja yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis. Setelah gerbang utama, ada gerbang kedua yang disebut gerbang pintu Tadi. Kemudian disusul pintu gerbang ketiga yang disebut Kaliajir. Pintu gerbang ketiga ini pusat keraton. 

Sekitar 1 hingga 1,5 mil dari pintu gerbang Selimbi, tampaklah alam Mataram yang subur, sawah yang luas, hingga batasnya pun tidak tampak oleh pandangan mata. 

Desa-desa di Mataram juga sangat subur dan bisa ditemukan di sepanjang jalan. Di antara sawah-sawah yang membentang subur itu terdapat area perbukitan yang ditanami pepohonan dan aneka macam buah. 

Pintu gerbang Selimbi ini juga merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram. Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang Tadi berjarak 7 mil. Setelah gerbang kedua, akan tampak terlihat pegunungan yang mengitari pusat Kerajaan Plered. 

Setiap desa di antara kedua pintu gerbang tersebut sangat padat penduduk. Setiap desa dihuni oleh sekitar 100-150 orang, bahkan ada yang mencapai sekitar 1.000-1.500 orang. 

Pusat Kerajaan Mataram dicapai melalui gerbang ketiga yang dinamai Kaliajir. Dari gerbang ketiga ini terdapat jalan menuju istana raja sepanjang 2 mil. Jarak antara gerbang Kaliajir dan istana raja ini banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen. 

Konon pagar-pagar kota juga dibangun dengan indahnya. Pagar kota ini diperkirakan berukuran luas 2 x 2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6-7 meter. 

Dalam tembok keraton terdapat sejumlah komponen yakni Sitinggil, Bangsal Witana, Mandungan, Sri Menganti, Pecaosan, Sumur Gumuling, tempat memandikan keris pusaka, Masjid Panepen (suronoto).

Berikutnya Prabayeksa, Bangsal Kencana, Bangsal Kemuning, Bangsal Manis, Gedong Kuning, dan tempat tinggal abdi dalem Kedhondhong. Di…


Editor : Reza Yunanto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network