KULONPROGO, iNews.id - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) sebagai implementasi kebijakan Merdeka Belajar. PGP diharapkan bisa menumbuhkembangkan potensi peserta didik.
“PGP ini untuk memberikan bekal kepada guru menjadi pemimpin pembelajaran untuk menumbuhkembangkan peserta didik dan aktif mengembangkan pendidikan lain dalam mengimplementasikan pembelajaran untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila,” kata Penanggungjawab PGP Angkatan 7 Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhammad Safii, MAcc di sela Lokakarya di Field Research Center (FRC) Sekolah Vokasi UGM, Beji, Wates, Sabtu (8/7/2023).
Program Guru Penggerak angkatan ketujuh ini diikuti 23 peserta Calon Guru Penggerak (CGP) dengan pengajar praktek empat orang dan fasilitator satu orang yakni Sarjono serta pameran terbagi empat stand.
PGP didesain untuk mendukung hasil belajar implementatif berbasis lapangan menggunakan pendekatan andragogi. PGP dilaksanakan selama enam bulan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan/daring, lokakarya dan pendampingan individu.
Proporsi kegiatan 70 persen belajar di tempat bekerja, 20 persen belajar bersama rekan sejawat dan 10 persen belajar bersama nara sumber, fasilitator dan pengajar praktik.
“Hari ini juga dilakukan panen hasil belajar yang menampilkan dan berbagi praktik dari hasil aksi nyatanya selama mengikuti PGP,” katanya.
Dalam PGP Angkatan 7, BBGP DIY mendapat tugas melaksanakan program di 10 kabupaten/kota di DIY dan DKI Jakarta dengan total sasaran 898 orang. Sebanyak 266 orang di DIY dan 632 DKI Jakarta.
“Rangkaian PGP pendampingan kelompok dilaksanakan lokakarya delapan kali dengan tema berbeda-beda untuk meningkatkan keterampilan CGP, menjadi ruang diskusi dan pemecahan masalah yang dihadapi CGP dan meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan di tingkat sekolah dan kabupaten/kota," kata Safii.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait