Kenaikan harga yang tidak terkendali atau inflasi yang tinggi, menyebabkan daya beli masyarakat turun. Hal ini akan berdampak menurunnya kesejahteraan masyarakat dan kesenjangan sosial.
“Pengendalian inflasi khususnya pangan, perlu dilakukan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi produksi dan struktur pasar, serta intervensi yang adil baik bagi produsen maupun konsumen," katanya.
Salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing dengan mengenali potensi lokal yang berdaya saing dan layak dikembangkan. Reformasi kalurahan berpotensi menjadi garda depan dalam upaya menjaga inflasi pangan.
"Dengan banyaknya eksistensi agrikultur di wilayah perdesaan, maka kalurahan secara otomatis turut pula menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Sultan.
Hal ini ini perlu diselaraskan dengan budaya inovasi dan pemanfaatan tenologi informasi. Best practice lelang digital menjadi salah satu contoh dari manifestasi digitalisasi pertanian.
Beberapa tantangan inflasi DIY, di antaranya koordinasi antara perkembangan inflasi degan perkembangan wisata. Ini menjadi peluang pasar melalui peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat luar daerah.
Produsen harus untuk meningkatkan produksi. Kolaborasi lintas sektor perlu dilakukan untuk mengembangkan off taker para penampung produk lokal di DIY.
"Harapannya mereka dapat memfasilitasi penyerapan produk lokal, mendisribusikan produk kepada konsumen sehingga harga yang terbentuk lebih efisien," katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait