SLEMAN, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut wilayah DIY akan sering diguncang gempa bumi. Ada dua patahan gempa yakni Sesar Opak dan Zona Megatrhrust berada di selatan Pulau Jawa.
"Sesar Opak dan zona megathrust di pantai selatan ini masih aktif," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Yogyakarta, Selasa (1/8/2023).
Menurutnya, gempa dengan magnitudo 6,4 seperti yang terjadi pada akhir Juni yang berpusat di Pacitan akan berpeluang terjadi dengan kekuatan sama. Sebab penguncian di Sesar Opak dan zona Megathrust mulai lepas.
Dwikorawati menyebut gempa bumi magnitudo 5,9 tahun 2006 lalu dipicu oleh pergerakan Sesar Opak. Namun sejatinya yang mulai aktif kembali itu bukan hanya Sesar Opak, namun ada juga zona Megathrust di pantai selatan yang juga masih aktif.
“Masyarakat Yogyakarta sudah memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana sebagai antisipasi pergerakan Sesar Opak dan zona Megathrust pantai selatan,” katanya.
Dwi Korita mengatakan, dari pengalaman yang ada jika daerah lain diguncang gempa dengan magnitudo 6,4 di kedalaman 68 kilometer kerusakan akan lebih berat. Namun di Bantul, hanya ada kerusakan ringan dan sangat ringan.
"Itulah kenapa ARDEX 2023 ini dipusatkan di Bantul," tutur dia
ARDEX 2023 menjadi upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana terutama di Kabupaten Bantul. Terlebih belakangan gejala-gejala aktivitas kegempaan meningkat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, ARDEX 2023 bakal diselenggarakan mulai 31 Juli sampai 4 Agustus. Simulasi kebencanaan diikuti 180 peserta dari 10 negara ASEAN yang dipusatkan di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul pada 3 Agustus.
Dalam simulasi ini peserta akan diajak melakukan gladi posko atau pengambilan keputusan cepat terkait penanggulangan bencana. Kemudian ada gladi lapangan, yaitu pengerahan dan pemenuhan kebutuhan personel yang dibutuhkan. Terakhir adalah gladi posko komando, berupa latihan prosedur komunikasi dan pengerahan peralatan dalam penanganan bencana.
Dia menilai jika Yogyakarta sangat strategis karena memiliki potensi bencana yang tinggi.
"Selain pemanfaatan teknologi informasi, masyarakat Yogyakarta telah memiliki kearifan lokal dalam mengantisipasi bencana alam tanpa menunggu imbauan dari pusat," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang membuka ARDEX 2023 mengatakan, Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki beragam potensi bencana. Selain gempa bumi juga ada potensi Gunung Merapi dan potensi tsunami di Samudera Hindia.
“Ini adalah tempat yang sangat ideal untuk kita jadikan lokasi simulasi," katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait