Mahasiswa UGM menciptakan bantal antibakteri dan tungau. Bantal ini dibuat dengan limbah sabut kelapa, enceng gondok, dan ekstrak daun sirih. (Foto : HO-UGM)

Tahapan terakhir, katanya, memasukkan serat woll dari sabut kelapa dan limbah biji kapuk randu untuk menambah volume bantal sebelum dilakukan penjahitan.

Produk Bangau dibuat berbentuk segi empat berukuran 35x35 cm berwarna cokelat dengan nuansa alami dan tradisional.

Silvia Rahmawati menuturkan perawatan Bangau cukup mudah karena tidak perlu memakaikan atau mengganti sarung bantal.

Bantal, kata dia, cukup dijemur di bawah panas Matahari lalu diberikan spray antibakteri dan diangin-anginkan.

Selain memiliki fungsi kesehatan, menurut dia, bantal itu juga mendukung upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati di Indonesia, serta ramah lingkungan.

"Bangau hadir sebagai alternatif pengganti bantal kapuk dan sintetis yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas tidur pengguna dan merasa aman karena ada fungsi kesehatan sebagai antibakteri dan tungau," ujarnya.

Sebanyak lima mahasiswa UGM itu menjual satu paket produk Bangau disertai dengan cairan spray antibakteri berukuran 30 ml secara langsung maupun melalui toko daring seharga Rp115.000.


Editor : Ainun Najib

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network