"Karena masa pandemi covid yang tidak bisa bebas tatap muka di luar daerah maka saya belajar bagaimana membuat kain motif ecoprint secara daring maupun menjalin komunikasi dengan pelaku UMKM yang telah menekuni ecoprint," ujar Yuli.
Yuli kemudian mencoba membuat kain motif ecoprint dan tanpa diduga laku dengan harga yang lumayan. Keberhasilan ini diikuti Yuli Hastuti dengan membuat desain pakaian motif ecoprint dan mendapatkan respon yang sangat baik dari sejumlah pihak termasuk Bank Indonesia Cirebon yang memasukkannya sebagai binaan BI menjadi anggota Wira Usaha Bank Indonesia.
"Kami juga diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan dan pameran. Belum satu tahun produk - produk ecoprint saya sudah menasional dan sudah sering menggelar pameran dan fashion show di sejumlah daerah di Indonesia," ujarnya.
Langkah Yuli menekuni ecoprint makin mulus setelah bertemu dengan Yusi Ismayasari direktur PT Biri Biri Aliyah dari Medan dan Rachim dari Singapura. Kedua pengusaha ini membantu dirinya mengembangkan usaha ecoprint hingga level Internasional dengan memfasilitasi menggelar pameran dan fashion show di London yang diikuti dengan ekspor ke sejumlah negara di Eropa.
"Saya tertarik dengan kegigihan pelaku UMKM ini. Tujuan saya membantu untuk mengangkat UMKM agar naik kelas dan ecoprint tidak hanya disukai di dalam negeri tetapi juga di luar negeri," kata Yusi Ismayasari.
Yusi menambahkan pihaknya akan membantu UMKM perempuan dari mana saja untuk berkembang dan naik kelas.
"Desain-desain ecoprint ini bagus ditambah lagi kesadaran terhadap produk - produk yang ramah lingkungan seperti ecoprint di Eropa cukup tinggi. Ini kami lihat sebagai peluang sehingga UMKM ecoprint bisa tembus pasar ekspor dan harganya bagus," kata Rachim.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait