Kepala BRIN LT Handoko (Foto: doc/UGM)

YOGYAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyebut ada tiga hambatan utama kegiatan riset di Indonesia. Salah satunya menyangkut anggaran yang masih terbatas. 

“Kendala pertama berupa masalah critical mass masih rendah baik terkait sumber daya manusia, infrastruktur ataupun anggaran,” kata Laksana dalam diskusi Senat Akademik Universitas Gadjah mada (UGM) dengan BRIN secara daring, Kamis (11/11/2021).

Menurutnya, kontribusi sektor swasta terhadap riset di tanah air masih rendah. Kondisi ini diakibatkan biaya dan risiko dalam setiap riset cukup tinggi. Untuk itulah BRIN mendorong peningkatan kontribusi swasta di aktivitas riset Indonesia.
 
“Swasta tidak mudah masuk karena high cost dan high risk, tidak mesti berhasil risetnya,” tuturnya.

Solusi lain untuk mengatasi rendahnya critical mass dengan membangun hubungan kolaborasi dengan multi pihak baik dalam maupun luar negeri melalui open platform untuk meningkatkan interaksi dan dinamika riset. Lewat patform ini memfasilitasi mitra, merangsang munculnya inno-preneur dari keterlibatan dalam proses penelitian.

Hambatan kedua, riset di Indonesia masih didominasi oleh pemerintah. Anggaran riset hampir 80 persen berasal dari pemerintah. Sedangkan hambatan lainnya masih adanya ego sektoral, minim kolaborasi dalam riset.

BRIN akan terus berupaya dalam membangun dan mendorong ekosistem riset dan inovasi yang kondusif di tanah air baik melalui regulasi pendorong, hibah riset dan inovasi, pemberian insentif pelaku riset dan pelaku usaha, serta regulasi pengadaan. Selain itu juga membangun manajemen talenta nasional untuk mencetak lebih banyak periset muda, membangun infrastruktur riset terbuka, memberikan dana abadi riset dan pendidikan.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network