“Jika masih diberikan kesempatan, saya ingin lanjut S2 karena cita-cita saya ingin menjadi guru. Saya ingin berbagi ilmu dan memotivasi orang lain bahwa kekurangan tidak menghambat untuk meraih pendidikan yang tinggi,” ucapnya.
Orang tua Ikhwan, Mudihanto dan Sujilah yang berprofesi sebagai petani bersyukur anaknya lolos UNY pada jalur mandiri talent scouting.
“Saya senang dan bangga karena seorang mahasiswa difabel tunanetra jarang dapat diterima di universitas negeri. Yang penting anaknya nyaman dan dapat berkembang dengan baik, saya akan terus mengarahkan dan memberikan support untuknya,” ujar Mudihanto.
UNY menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengakuan dan penghargaan atas keberadaan dengan menerima mahasiswa disabilitas. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas bisa diakses oleh semua, tanpa memandang keterbatasan. Hal ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang setara.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait