Anggota satuan elite Kopassus dalam sebuah operasi. (Foto Ilustrasi: Penkopassus).

JAKARTA, iNews.id - Bagi seorang prajurit Kopassus memenuhi panggilan Ibu Pertiwi merupakan sebuah kehormatan yang harus dijalankan meski nyawa sebagai taruhannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Lettu Anumerta Ahmad Kirang.

Saat menjalankan misi membebaskan sandera penumpang pesawat Garuda DC-9 Woyla yang dibajak oleh kelompok teroris, dia gugur dalam tugas. 

Lettu Anumerta Ahmad Kirang dilahirkan di Mamuju, Sulawesi Selatan pada 8 November 1941. Dia adalah personel Kopassus.

Saat berpangkat Capa Kopassus, dia mendapat tugas dari pimpinan TNI AD sebagai salah seorang tim pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 yang dibajak oleh kelompok teroris di Bandara Don Mueang, Bangkok. 

Tanpa keraguan tugas mulia tersebut dia tunaikan. Tugas tersebut terlaksana dengan sukses, namun Capa Ahmad Kirang menjadi korban dan gugur dalam menunaikan tugas tersebut.

Kisah tersebut bermula pada 28 Maret 1981, ketika sebuah pesawat Garuda DC-9 Woyla dengan rute penerbangan Jakarta–Medan dibajak saat transit di Palembang. 

Pembajak yang menyamar sebagai penumpang tersebut terdiri dari lima orang. Para pembajak yang menyebut dirinya sebagai Komando Jihad memaksa kapten pilot Herman Rante dengan todongan pistol agar mengalihkan penerbangan ke Colombo, Srilangka.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network