Marjudi mengatakan Mbah Wongso dulunya seorang pedagang soto keliling. Lantaran penakut, hanya berkeliling sebentar tidak sampai malam. Karena sebelum Maghrib, Mbah Wongso selalu berusaha sampai rumah kembali.
Penggunaan daun kemangi, tidak lepas dari kondisi waktu zaman Kalabendu yang semuanya mahal. Agar tetap murah dan laku, makanya menggunakan daun kemangi dengan irisan tahu dan tempe tanpa daging.
"Dulu kan kalau tidak orang kaya tidak bisa jajan. makanya hanya dikasih tahu dan tempe bacem saja, tidak ada daging biar murah," kata dia.
Puluhan tahun soto tersebut tetap bertahan dengan menu tahu dan tempe. Namun sejak Marjudi memegang kendali soto tersebut, dia hanya menyajikan tahu bacem di dalamnya. Sedangkan tempe bacemnya dijual secara terpisah.
Setiap pagi kini warung soto tersebut selalu dijubeli pengunjung dari berbagai daerah. Marjudi dibantu tujuh karyawan untuk melayani para pembeli.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait