Launching logo Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023 di UMY, Selasa (6/6/2023). (Foto: istimewa)

BANTUL, iNews.id - Kejadian jembatan roboh di Indonesia sudah sering terjadi. Hal ini tidak lepas dari jumlah jembatan yang mencapai 90.000 dengan pengawasan dan perawatan yang sangat minim.

“Berbanding terbalik dengan jumlahnya, perawatan jembatan masih terbilang sangat minim,” kata Ketua Dewan Juri Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023, Fauri Fahimudin pada peluncuran logo dan maskot KJI di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (6/6/2023).
 
Menurutnya, kurangnya pengawasan dan perawatan jembatan di Indonesia menjadi sebab dari ketidaktahuan akan durabilitas dari jembatan. Setiap tahun selalu ada jembatan yang roboh. Ini dapat terjadi salah satunya karena adanya fatigue atau kelelahan dalam menahan beban yang melintasi jembatan. 

“Jembatan yang seharusnya kuat menahan beban hingga 100 megapascal, dapat roboh jika dilewati beban 50 megapascal namun secara terus menerus,” katanya. 

Fenomena ini menjadi salah satu latar belakang dari diadakannya KJI yang digelar setiap tahun. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun ini menjadi tuan rumah KJI 2023. Kompetisi ini diharapkan bisa menciptakan insinyur muda  yang siap merancang jembatan dengan lebih baik di masa depan.

“Kami tidak ingin mahasiswa hanya menguasai teori, tapi juga harus terampil dalam praktik pengerjaan di lapangan,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network