Sultan memastikan penggusuran bangunan bukan atas kehendaknya. Penataan ini justru akan menjadikan warga lebih sejahtera. Warga bisa membeli rumah yang lebih besar sehingga tidak akan muncul lagi permasalahan dengan permukiman. 
 
“Kami juga tidak ada hambatan kalau memang harganya ini jauh lebih bagus dari pada yang diperkirakan, konsekuensi-konsekuensi lainnya yang terjadi gitu," ujar Sultan.  
Sultan mengatakan, UNESCO memahami sumbu filosofi sebagai sustainable development yang menampilkan keindahan dan kesejahteraan. Hal ini sangat membanggakan karena konsep itu sudah ada sejak tahun 1755.
Dampak yang langsung dirasakan masyarakat mungkin hanya batas-batasnya. Batas sisi barat ada di Sungai Winongo dan batas timur Kali code. Sementara di utara Tugu Yogyakarta dan selatan Krapyak.
"Simbolik bentuk-bentuk bangunan filosofinya hanya di situ. Tapi kalau filosofinya tidak hanya batasnya itu, batasnya ya DIY. Bagaimana menjaga lingkungan itu tetap memberikan kehidupan pada manusia bukan malah merusak bumi ciptaannya," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait