"Tobong Gamping itu jelas, sumber polusi udara. Dan jelas ekploitasi batu kapur, masak Gunungkidul seperti itu," kata Ervan.
Dia menyesalkan Tobong Gamping dipilih sebagai ikon atau simbol Gunungkidul. Karena Gunungkidul itu terlanjur baik, identik dengan pariwisata, identik dengan Kota Gaplek dan sebagainya. Ketika Tobong Gamping dijadikan ikon, hal tersebut merupakan kecelakaan.
Pihaknya menuntut kepada pemerintah untuk mendengarkan suara rakyat. Janganlah menjadikan Tobong Gamping sebagai ikon Gunungkidul. Dia mempertanyakan sikap pemerintah yang terkesan memaksakan Tobong Gamping padahal sudah banyak penolakan.
"Ini penolakan sudah masif. Mbok didengarkan suara rakyat, suara wakil rakyatnya," ujar Ketua HIPMI Gunungkidul ini.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait