YOGYAKARTA, iNews.id - Libur panjang akhir pekan bertepatan dengan peringatan Isra Miraj ternyata tak memberikan pengaruh signifikan pada peningkatan okupansi atau tingkat hunian hotel. Perhimpunan Hotel dan Restoran DIY menyebut libur panjang hanya ada sedikit kenaikan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana menyebut rata-rata okupansi pada akhir pekan masih sekitar 30-40 persen.
"Hanya ada sedikit kenaikan dari rata-rata okupansi 20-30 persen,” katanya di Yogyakarta, Senin (28/2/2022).
Disebutkan, puncak okupansi hotel saat libur panjang akhir pekan terjadi pada 26-27 Februari dan sudah berangsur turun pada Senin.
Menurut Deddy, meskipun okupansi hotel saat libur panjang akhir pekan tidak sesuai dengan harapan yaitu mencapai 60 persen, namun pelaku usaha tetap bersyukur karena ada peningkatan okupansi dibanding angka reservasi.
“Sampai dengan Kamis (24/2/2022), reservasi baru mencapai 20 persen tetapi okupansi bisa meningkat menjadi 40 persen. Sebagian besar tamu memilih datang langsung ke hotel,” katanya.
Sebagian besar tamu yang datang berasal dari berbagai provinsi di Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Barat dan beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah. “Tamu dari DKI Jakarta yang biasanya cukup banyak justru turun signifikan,” katanya.
Deddy memperkirakan, okupansi hotel yang tidak naik signifikan disebabkan kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi. “Banyak tamu yang memilih menunda perjalanan karena memiliki hasil positif tes Covid-19,” katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait