SLEMAN, iNews.id – Limbah tempe yang dihasilkan dari proses produksi selama ini hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan. Di tangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) limbah tempe diolah menjadi pupuk cair dan pakan unggas yang memiliki kandungan nutrisi tinggi.
Tempe masih menjadi makanan yang digemari masyarakat, karena nilai gizinya tinggi. Tempe juga menjadi santapan yang murah meriah dan bisa diolah menjadi berbagai menu makanan.
Dalam proses produksinya tempe menghasilkan limbah cair yang baunya tidak sedap. Limbah ini berasal dari air cucian, air rebusan dan air rendaman kacang kedelai ini. Selama ini limbah tersebut hanya dibuang dan mengotori saluran air.
“Karena hanya dibuang dan mencemari lingkungan, saya olah agar bermanfaat,” kata mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY Nastiti Estiningtyas, Rabu (8/12/2021).
Dalam satu kali produksi tempe, akan menghasilkan sekitar 5 liter air rebusan. Air ini berwarna kuning kecoklatan, berbau kedelai yang direbus dan berbuih putih. Namun dalam limbah ini terkandung unsur hara Phosphor (P), Nitrogen (N) dan Kalium (K) yang sangat dibutuhkan untuk laju pertumbuhan tanaman.
Menurutnya, air rebusan olahan kedelai mengandung 0,11 persen karbohidrat, 0,42 persen protein, 0,13 persen lemak, 4,55 persen besi, 1,74 persen fosfor dan 98,8 persen air.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait