SEMARANG, iNews.id – Semangat Lily Nur Rahmawati Mahasiswa Pendidikan dan Kepelatihan Olahraga (PKLO) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini luar biasa. Dia tetap semangat menjalani kuliah daring sambil bekerja sebagai driver ojek online (ojol).
Sebagai mahasiswa, Lily tentu punya kesibukan yang sama dengan mahasiswa lain. Selain kuliah daring, ia juga harus mengerjakan tugas.
Di sisi lain, Lly juga bekerja sebagai driver ojek online. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan penghasilan guna membiayai hidup dan membayar uang kuliah.
Ia menceritakan, mulai menjadi driver ojol sejak 2019 saat masih semester 2. Awalnya dia sempat merasa malu karena profesi sambilannya itu. Namun seiring berjalannya waktu, Lily merasa biasa saja.
Bahkan ia merasa bangga karena pekerjaan itu membuatnya bisa mandiri. Karena tidak harus selalu minta uang ke orang tua untuk memenuhi biaya hidup dan kuliah.
“Sekarang sudah biasa. Dosen-dosen juga sudah tahu kalau saya sambil jadi driver ojol da mengapresiasi,” kata Lily, Senin (18/1/2021). “Teman-teman ternyata juga mendukung kok,” kata gadis asal Grobogan ini.
Sebagai mahasiswa sekaligus driver ojol, tantangan terbesar baginya adalah mengelola waktu. Dia harus mengikuti perkuliahan daring dan mengerjakan tugas sekaligus melayani pelanggan. Apalagi dalam sehari kadang-kadang dia menerima empat tugas sekaligus yang harus dikerjakan.
Menurutnya, bekerja sebagai driver ojol bisa lebih leluasa, karena dirinya bisa mengelola waktu sendiri. “Saya biasanya mulai terima order mulai jam 10 pagi. Kadang-kadang sampai jam 9 malam,” ujarnya.
Keberhasilan Lily mengatur waktu terlihat dari prestasinya. Selama kuliah, ia hampir selalu mendapatkan IPK di atas 3,5. "Alhamdulillah IPK 3,5. Pernah satu kali di bawah itu," kata Lily.
Saat awal jadi driver ojol, Lily sempat merasakan kekhawatiran terkait keamanan. Karena perempuan, ia khawatir ada pelanggan yang iseng atau ingin berbuat jahat.
Namun Kekhawatiran itu diakalinya dengan memilih order di daerah yang dirasa nyaaman. Jika terlalu jauh dan menurutnya mengkhawatirkan, dia tidak ambil order itu.
Kedua orang tuanya juga berpesan agar dia selalu hati-hati. “Ibu saya selalu wanti-wanti agar kerjaan saya tidak mengganggu kuliah dan selalu berhati-hati,” katanya.
Rasa khawatirnya juga diimbangi dengan kemampuannya beladiri. Ternyata Lily jago pencak silat. Sehingga kemampuan bela diri itu bisa dipakai kalau sewaktu-waktu mengalami situasi darurat.
“Iya, saya berlatih pencak silat sejak SMP. Pernah ngajar silat juga. Sampai sekarang masih aktif ikut berbagai perlombaan juga,” katanya.
Pandemi Covid begitu drasakan Liliy. Karena sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya. Dulu orderan sempat sangat sepi. Namun belakangan sudah mulai ramai kembali.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait