Delapan Guru besar yang baru saja dikukuhkan berfoto dengan Rektor UNY Sumaryanto. (foto: istimewa)

SLEMAN, iNews.id - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menambah delapan guru besar dari berbagai bidang ilmu dan fakultas. Pengukuhan telah dilaksanakan di Auditorium UNY, Sabtu (31/12/2022).

Delapan guru besar yang dikukuhkan ini, Prof Sujarwo, Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Pemberdayaan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof Mami Hajaroh Guru Besar dalam Bidang Penelitian dan Evaluasi Kebijakan Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Prof Serafin Wisni Septiarti, Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Nonformal pada Fakultas Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya Prof  Antuni Wiyarsi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Prof Sri Harti Widyastuti Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kajian Sastra dan Budaya Jawa pada Fakultas Bahasa dan Seni. 

Prof Kus Eddy Sartono Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof Wuri Wuryandani Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof Ketut Sunarya Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengkajian Kriya Tradisional pada Fakultas Bahasa dan Seni.

“Pengukuhan guru besar ini merupakan salah satu tradisi untuk mengapresiasi dan penghargaan bagi para dosen yang telah berjuang mendapatkan jabatan tertinggi sekaligus merupakan wadah akademis bagi para guru besar untuk mengemukakan ide, gagasan dan informasi terkini terkait bidang keilmuan yang ditekuni,” kata Rektor UNY Prof Sumaryanto.

Menurut Serafin Wisni Septiarti, aksesibilitas pendidikan berkualitas menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterlibatan anak-anak marginal berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menjadi prioritas pembangunan. Pembelajaran di lembagan pendidikan formal dan nonformal mensyaratkan peran pendidik berperspektif multikultural. 

Selain itu memberi kesempatan yang sama bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi, memfasilitasi belajar dengan berbagai perbedaan, minat, gaya belajar peserta didik. 

“Pendidik dalam tugas pembelajarannya menggunakan metode, strategi yang berbeda atau deferential learning” katanya.

Sementara, Kus Eddy Sartono mengatakan, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan politik bagi seseorang untuk mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga memiliki pengetahuan serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya, masyarakat, negara dan bangsa. Pendidikan Multikultural diperlukan dalam Pendidikan Kewarganegaraan karena sangat strategis untuk mengelola berbagai kemajemukan secara kreatif.

“Konflik yang muncul sebagai dampak dari transformasi dan reformasi sosial dapat dikelola secara cerdas dan menjadi bagian dari pencerahan kehidupan bangsa ke depan,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network