IIustrasi distribusi air bersih. (Foto: Istimewa)

GUNUNGKIDUL, iNews.id – Sejumlah mata air di Kapanewon Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul, DIY, mulai mengering dan tidak lagi mengeluarkan air, memasuki musim kemarau. Warga terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan air minum dan rumah tangga.

Dukuh Bareng, Kalurahan Kemiri Kapanewon Tanjungsari, Winarsih mengatakan, wilayahnya termasuk daerah yang sulit untuk mendapatkan air bersih. Ketika musim kemarau tiba, wilayahnya menjadi langganan kekeringan. Sumber mata air yang ada sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi.

“Sudah sebulan tidak ada hujan, sumber air sudah kering dan tidak bisa dimanfaatkan,” kata Winarsih, Senin (6/7/2020).

Sejak dua pekan belakangan, warga terpaksa membeli air bersih dari pihak swasta yang menjadi langganan. Satu tangki ukuran 5.000 liter dijual dengan harga antara Rp150.000 hingga Rp170.000.

Lokasi sejumlah sumber air bersih yang masih bisa dimanfaatkan cukup jauh dari permukiman warga. Warga memilih untuk membeli secara swadaya. Namun, ada sejumlah pihak swasta yang mulai menyalurkan bantuan.

"Alhamdulillah kalau ada bantuan. Sekarang kan serba sulit mau beli air rasanya mahal karena tidak ada duit," ujarnya.

Salah satu bantuan yang diterima warga dari Bank BNI Kantor Wilayah Yogyakarta. Mereka menyalurkan bantuan 10 tangki air bersih.

“Semoga bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat,” kata Head of Region BNI Yogyakarta Moh Hisyam saat penyaluran bantuan.

Penyaluran bantuan ini merupakan salah satu rangkaian HUT Bank BNI ke-74. Selain air bersih, juga disalurkan bantuan sembako bagi warga terdampak pandemi Covid-19.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network