GUNUNGKIDUL, iNews.id - Sebanyak 15 pasang pengantin melakukan penanaman pohon di wilayah Kalurahan Bohol, Kapanewon rongkop, Gunungkidul, Minggu (23/10/2022). Kegiatan ini dikenal sebagai Pernikahan Kromojati untuk menjaga sumber air dan mencegah kekeringan.
Mantan Lurah Bohol, Widodo mengatakan, Kromojati merupakan salah satu kearifan lokal di masyarakat yang harus dilakukan sepasang calon pengantin. Sebelum melaksanakan ijab kabul mereka harus menanam bibit jati terlebih dulu di lahan miliknya atau di tanah kas desa.
“Kebiasaan ini saya gagas 2007 dan sekarang sudah 15 tahun masih berjalan,” kata Widodo, Minggu (23/10/2022).
Menurut dia, Kromojati berasal dari dua kosa kata yaitu Kromo yang berarti menikah, sedangkan Jati merupakan nama pohon jati. Kegiatan ini telah menjadi tradisi untuk melestarikan alam.
Ide awal muncul karena banyak wilayah di Gunungkidul gundul dan banyak penebangan pohon. Untuk memperbaiki lahan dipastikan butuh anggaran yang besar. Dari situlah dia berembug dengan Kabag Kesra dan disepakati menjadi program unggulan desa.
Program ini ternyata disambut antusias oleh pamong yang lain. Bahkan para tokoh masyarakat juga mendukung program sukarela rehabilitasi ini. Agar lebih kuat kemudian dituangkan dalam Peraturan Kalurahan.
“Tidak ada warga yang mencemooh. Bahkan di 2008 cukup gencar, setiap pasangan harus menanam 10 pohon lima di lahan mereka dan lima di tanah kas desa,” katanya.
Program ini murni untuk perbaikan lingkungan dari kerusakan alam. Selain itu juga untuk menjaga dan melestarikan mata air agar tidak menyebabkan kekeringan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait