YOGYAKARTA, iNews.id - Museum Patung De Arca & De Mata menjadi tempat paling diburu wisatawan sebagai lokasi foto both di Yogyakarta pada era 2014-2021. Berbagai spot selfie dengan beragam gaya unik yang banyak diabadikan para pengunjung media sosial.
Museum Patung De Arca & De Mata terletak di XT Square, Kota Yogyakarta yang menempati areal bekas terminal Umbulharjo. Sayang museum ini terpaksa ditutup karena pandemi Covid-19 di 2021. Namun beberapa patung masih bisa dijumpai di lokasi ini.
Head Marketing Perusahaan Daerah (PD) Jogjatama Vishesha (pengelola XT Square) Anggoro Suharjanto mengakui dulu di XT Square memang pernah ada museum De Mata Trick Eye Museum.
"Iya pernah ada. Dari 2014 sampai 2021, tutup karena pandemi covid19. pandemi memang dampaknya luar biasa," kata dia.
Museum Patung De Arca & De Mata menawarkan tiga wahana, yakni De Mata, kemudian De Arca yaitu menawarkan foto Selfi bersama patung dan De Walik yaitu foto dengan obyek-obyek terbalik. Sedangkan booth-booth foto yang ditawarkan cukup banyak karena mencapai ratusan.
De Mata kala itu menempati lahan seluas 686 meter persegi, kemudian De Arca seluas 900 meter dan De Walik ada 450 meter namun dua lantai. Kala itu, sejak dibuka tahun 2014 hingga tahun 2017 jumlah pengunjungnya sangat banyak karena mencapai puluhan ribu setiap akhir pekan.
"Dulu parkiran kami sampai tidak muat menampung bus wisatawan. Itu kebanyakan malah dari luar DIY, bukan warga lokal," ujarnya.
Museum Patung De Arca & De Mata ini konsepnya sangat menarik dengan menyajikan 120 koleksi foto tiga dimensi. Pengunjung bisa memanfaatkan latar belakang tiga dimensi yang tampak seperti nyata untuk berfoto dan berpose bersama maupun sendiri.
Museum ini menggunakan model labirin sehingga menghasilkan tampilan yang sangat menarik. Bahkan museum ini pernah diklaim sebagai museum dengan koleksi tiga dimensi terbanyak di dunia.
"Museum ini unik karena menghadirkan beraneka gambar mulai dari tema alam, olahraga, tokoh, binatang, super hero, roman, sirkus, ornamen, termasuk obyek wisata Tamansari dan Pagelaran Keraton Yogyakarta," kata dia.
Teknologi green screen merupakan salah satu teknologi terkini yang disediakan oleh De Mata Studio. De Mata Studio mengangkat tema yang benar-benar anti-mainstream dengan tawaran foto yang menakjubkan. Pengunjung dapat merasakan hasil editing foto yang lebih menarik serta merasakan sensasi difoto oleh fotografer professional.
Tak hanya itu, juga ada Wahana Horror Room merupakan salah satu ruangan yang ada di D'Walik Museum De Mata Trick Eye. Wahana ini mengusung tema rumah sakit jiwa kosong yang mengerikan penuh ornamen darah. Berbagai properti seperti tengkorak darah dan rayap juga membawa kesan seram yang tidak terlupakan.
Bagi yang punya hobi nonton film fantasi action dan fiksi ilmiah sebut saja Avatar dan Wolverine. Di De Arca, pengunjung bisa berfoto bersama mereka tentu saja menjadi hal-hal paling diinginkan bagi para pencinta film. Bahkan ada juga Patung Gus Dur dan Mbah Marijan.
Sedangkan D'Walik ada beberapa ruangan yang dibentuk menjadi ruangan anti gravitasi, di antaranya ruang barber dengan sudut 90 derajatnya, ruang disko serta ruang angkringan. Ruangan ini dibentuk untuk memberikan pengalaman berbeda bagi para pengunjung.
"Ruangan-ruangan itu dilengkapi dengan properti yang lengkap. Itu propertinya asli. Kalau kulkas ya kulkas asli, ada televisi 42 inch," kata dia.
Museum Patung De Arca & De Mata merupakan milik investor yang dikelola berdasarkan sistem bagi hasil. Museum ini hadir dengan keinginan Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain dalam bidang pariwisata. PT Demata Maris Indonesia, mendapatkan inspirasi untuk mengadopsi tempat wisata dari luar negeri dibawa ke Indonesia.
Sayang, karena pandemi museum tersebut harus tutup. Investor tidak ingin melanjutkan usahanya karena berencana akan pindah ke Bali. Beberapa barang milik Museum tersebut memang masih dititipkan di XT Square.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait