KUDUS, iNews.id - Apa yang dilakukan oleh Denny Saputra ini luar biasa. Petani muda asal Desa Besito, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini sukses mengembangkan komoditas melon dengan sistem hidroponik.
Buah melon yang dihasilkan pun lebih unggul dibandingkan dengan melon yang ditanam secara konvensional di areal pertanian.
Selain lebih manis, buah melon hasil budidaya dengan cara hidroponik ini juga tidak mudah layu. "Aroma buahnya juga lebih wangi. Kualitasnya memang lebih unggul dibandingkan dengan melon yang ditanam di areal pertanian pada umumnya," kata Denny Saputra di Kudus, Kamis (18/8/2022).
Selain menanam bibit buah melon lokal, kata dia, dirinya juga menanam bibit buah dari luar, mulai dari Jepang hingga Korea Selatan.
Ia mengungkapkan bibitnya memang didatangkan langsung dari kedua negara tersebut. Untuk rasa buah melon lokal dengan luar, kata dia, setelah ditanam dengan sistem hidroponik kualitasnya hampir sama, tetapi untuk rasa memang lebih enak melon dari Jepang.
Hasilnya, imbuh dia, tanaman buah melon tersebut berhasil dikembangkan hingga dipanen bulan ini, termasuk melon dari Jepang dan Korea Selatan.
Melon hidroponik tersebut, dijual sebesar Rp40.000 per kilogram, termasuk buah melon yang bibitnya dari Jepang dan Korea Selatan juga dijual dengan harga sama. "Di Jepang buah melon tersebut dijual dengan harga hingga jutaan," ujarnya.
Untuk pangsa pasar melon hidroponik tersebut, kata dia, untuk pasar luar daerah, salah satunya dijual ke Jakarta karena harganya tergolong mahal dibandingkan buah melon lokal. Biaya tanam dan perawatan hingga panen memang mahal karena mencapai Rp20-an juta, sedangkan investasi awal membangun green house atau rumah kaca bisa mencapai Rp420 juta.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait