Bandara harus menggelar kegiatan budaya supaya ada lapangan kerja. Aktivitas seni menjadi salah satu tumpuan hidup bagi seniman. Untuk itulah minimal pentas seni dilaksanakan dua kali setiap pekan.
“Kegiatan ini bukan mengambil tupoksi Kementerian Kebudayaan karena berada di bawah Kementrian BUMN. Ke depan kami akan meminta semua BUMN melaksanakannya,” katanya.
Erick menginginkan agar bangunan PT Pos Indonesia menjadi tempat merek lokal dan UMKM lokal. Jangan sampai bangunan peninggalan Belanda tersebut menjadi bangunan yang monumental yang tidak memberi manfaat bagi masyarakat.
“Ketika Bandara disulap menjadi sahabat budayawan maka Indonesia menjadi negara modern berlandaskan budaya yang menjunjung tinggi peradaban,” katanya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi menambahkan, pihaknya akan mengupayakan agar bandara dioptimalkan. Bukan hanya sebagai pusat lalu lintas pesawat tetapi juga diharapkan mampu mendukung kesenian dan UMKM.
"Kami siapkan lahan 3.000 meter untuk UMKM di Bandara YIA. Kami berharap dengan pertumbuhan penumpang pesawat maka akan dimaksimalkan untuk memberi warna baru yaitu bandara yang ramah budaya dan tempat ekspresi berkesenian para seniman," katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait