Pemkab Gunungkidul sempat menggelar operasi pasar minyak goreng di Balai Kalurahan Baleharjo, Wonosari. Hanya saja minyak yang disiapkan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Banyak yang telanjur antri namun tidak mendapatkan minyak goreng.
"Saya antri dari jam setengah sebelas tadi tapi ternyata stok habis, jadi tidak kebagian," ujar Yanti, pedagang gorengan asal Semanu.
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Gunungkidul, Sigit Haryanto mengatakan, kelangkaan minyak goreng ini karena adanya kebijakan satu harga yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Hampir di semua wilayah stok minyak sangat terbatas, baik yang dijual di toko modern, swalayan maupun distributor.
“Di pasar tradisional harganya di atas harga yang ditetapkan di kisaran Rp15.000 sampai Rp20.000 per liter sesuai merk serta kebijakan tiap penjual," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait