Sebanyak 300 orang telah menyatakan minatnya untuk membeli desa tersebut. "Mereka berasal dari Rusia, Prancis, Belgia dan Inggris. Bahkan salah satu pembeli potensial telah menaruh uang untuk memesannya," kata Rodriguez.
Desa Salto de Castro awalnya dibangun oleh perusahaan pembangkit listrik Iberduero untuk menampung keluarga para pekerja yang membangun waduk di sebelahnya, dari awal 1950-an.Namun penduduknya kemudian pindah setelah selesai dan desa itu benar-benar ditinggalkan pada akhir 1980-an.
Awalnya Salto de Castro ditawarkan dengan harga 6,5 juta Euro atau sekitar Rp102 miliar. Namun, tak ada peminat tanpa pembeli dan banyak bangunan rusak membuat harganya anjlok.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait