Hampir semua lapangan usaha tumbuh positif namun dua di antaranya mengalami kontraksi yakni administrasi pemerintahan dan pertambangan). Sektor jasa lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi 18,69 persen, disusul infokom sebesar 16,87 persen dan penyediaan akomodasi, makan, minum sebesar 10,89 persen.
“Struktur perekonomian Gunungkidul tahun 2021, sektor pertanian berkontribusi 23,69 persen, informasi dan komunikasi 9,46 persen, konstruksi 9,44 persen, perdagangan sebesar 8,93 persen dan administrasi pemerintahan mencapai 8,89 persen,” katanya.
Dari sisi pengeluaran, andil sektoral pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,80 persen diikuti Komponen Ekspor sebesar 8,20 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 2,71 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mencapai 1,36 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 0,83 persen.
"Untuk komponen impor yang tumbuh sebesar 2,68 persen berfungsi sebagai pengurang," tambah Eltri lagi.
Eltri mengatakan, pertumbuhan ekonomi Gunungkidul menduduki peringkat kedua setelah Kabupaten Sleman 5,56 persen, disusul oleh Kota Yogyakarta 5,09 persen, Bantul 4,97 persen dan Kulonprogo sebesar 4,33 persen.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait