Salah satu peserta berkebutuhan kusus, Sri Mulyati (23) mengaku terkesan dengan Fam trip Difabel ini. Meski memiliki keterbatasan fisik, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam pembuat gula aren.
“Baru di Kulonprogo ada fam trip dengan mengakomodir difabel. Memang belum semua objek sudah dilengkapi difabel, namun kegiatan ini sangat istimewa,” katanya.
Pendamping difabel, Meira Marianti mengatakan, baru di Kulonprogo ada kegiatan fam trip bagi difabel. Bahkan acara ini sudah dilaksanakan dua tahun secara berturut-turut.
“Di daerah lain itu, pengelola abai bagi difabel, tetapi di Kulonprogo justru ingin melengkapi kebutuhan difabel,” katanya.
Kebutuhan penyandang disabilitas itu bukan hanya pada kebutuhan kursi roda. Namun juga hand rail anak tangga dan piranti lain. Tidak kalah penting kemampuan pemandu berkomuniksi dengan penyandang disabilitas.
“Tidak hanya sarana prasarana, namun pemandu wisata juga harus paham bahas isyarat,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait