YOGYAKARTA, iNews.id – Sejumlah pedagang lesehan di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta memilih tidak berjualan selama masa pengetatan terbatas Kegiatan masyarakat (PTKM) selama 11-25 Januari. Mereka tidak mungkin membuka usahanya karena operasional dibatasi sampai dengan pukul 19.00 WIB.
“Separuh anggota kami memilih tidak berjualan dulu,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malam Malioboro Desio Hartonowati, Minggu (10/1/2021).
Lesehan selama ini menjadi salah satu icon kuliner di Kota Yogyakarta. Mereka biasanya membuka usaha selepas pukul 18.00 WIB. Namun dalam ketentuan PTKM semua usaha hanya dibatasi sampai dengan pukul 19.00 WIB. Dengan pertimbangan itulah mereka memilih tidak berjualan dulu.
“Tidak mungkin kami buka pukul 18.00 WIB dan tutup pukul 19.00 WIB,” katanya.
Selama tidak berjualan, mereka akan beralih ke penjualan secara daring. Meskipun cara ini sangat berat karena selama ini konsumen mereka adalah wisatawan yang ingin menikmati suasana di Malioboro.
“Harapan kami PTKM ini tidak diperpanjang lagi,” katanya.
Sementara itu para pedagang kaki lima (PKL) Malioboro siap mendukung pelaksanakaan PTKM selama dua pekan ini. Mereka telah mendapatkan sosialiasi terkait pelaksanaan ini. Baginya aturan tutup pukul 19.00 WIB tidak akan banyak berpengaruh bagi para pedagang souvenir.
“Untuk PKL souvenir tidak masalah, hanya tutup lebih cepat,” kata Ketua Koperasi Tridharma yang beranggotakan PKL Malioboro, Rudiarto
Para PKL juga akan menerapkan protokol kesehatan secara benar, dengan mengenakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Mereka akan mematuhi aturan yang ada meskipun dampak Covid-19 sangat dirasakan para pedagang.
“Kami memiliki 920 anggota yang semuanya sudah berjualan, hanya omzetnya belum pulih,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait