YOGYAKARTA, iNews.id- Tim Gabungan Polda DIY, Polres Bantul dan Polresta Yogyakarta berhasil menangkap lima orang pelaku kejahatan jalanan atau klitih yang menewaskan seorang pelajar di Jalan Gedongkuning. Para pelaku ternyata sudah mempersiapkan senjata sebelum tawuran.
Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan para pelaku sudah mempersiapkan senjata tersebut ketika akan tawuran. Selain mempersiapkan sarung yang ujungnya diikat dengan batu, mereka juga membawa gir yang diikatkan di ujung sabuk beladiri.
"Di rumah AR ditemukan golok yang cukup panjang. Itu juga kami amankan meskipun tidak dibawa saat beraksi," kata dia.
Ade menandaskan jika kelompok pelaku adalah geng sekolah yang bernama M. Pihaknya sengaja tidak menyebutnya secara gamblang karena ketika disebutkan secara vulgar para anggota geng tersebut akan besar kepala.
Anggota geng sekolah ini sengaja melakukan aksi melawan hukum karena mencari perhatian. Jika nama gengnya disebutkan secara gamblang maka mereka akan semakin bangga dan besar kepala karena mereka berhasil dalam tawuran. "Karenanya kami akan mendata kelompok-kelompok remaja atau geng sekolah," ujarnya.
Ade menambahkan meskipun ada di antara mereka yang berstatus mahasiswa namun mereka beririsan. Salah seorang mahasiswa tersebut adalah alumni SMK tempat eksekutor selama ini menuntut ilmu.
Sementara untuk kelompok korban, polisi masih mendalami apakah mereka berasal dari satu geng atau bukan. Kendati demikian, polisi berpesan kepada para orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka. "Mereka itu keluar rumah pukul 22.00 WIB, itu izin sama orangtua atau tidak," ujarnya.
Seharusnya anak-anak sekolah sudah tidak diizinkan keluar rumah di atas pukul 22.00 WIB. Atas dasar tujuan apa mereka keluar rumah di atas jam belajar atau sudah larut malam. Orang tua harus bertindak tegas mencegah anaknya keluar rumah malam hari.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto menambahkan M itu adalah nama geng sekolah. Selain genk sekolah juga ada geng lintas sekolah. Sebenarnya di setiap sekolah di DIY itu pasti ada geng sekolahnya. Namun di antara mereka masih ada yang berperilaku manis dan ada yang berperilaku brutal. "Jumlah anggotanya banyak. Ada yang manis-manis dan ada yang brutal," ujarnya.
Yulianto mengungkapkan, sejatinya di setiap Polres sudah ada data geng-geng sekolah tersebut. Pihaknya tidak bisa menindak ketika tidak ada pelangharan pidana. Oleh karena itu, mereka mengimbau kepada sekolah untuk berperan mengawasinya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait