Pengamat Korut dari Universitas Studi Korea Utara, Seoul, Yang Moo Jin, menilai tidak adanya senjata strategis dalam parade ini menunjukkan bahwa Korut fokus pada pasukan keamanan publik dan masalah dalam negeri seperti penanganan Covid-19 dan perbaikan ekonomi.
"Parade tampaknya dirancang secara ketat sebagai festival dalam negeri yang bertujuan untuk mempromosikan persatuan nasional dan solidaritas rezim. Tidak ada senjata nuklir dan Kim tidak menyampaikan pidato di sana, yang bisa diartikan untuk menjaga acara tetap rendah dan memberikan ruang untuk manuver pembicaraan masa depan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan," kata Yang.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait