Pemimpin Chechnya, salah satu subjek federal Federasi Rusia, ini mengatakan, Rusia adalah negara yang menghormati dan melindungi hak jutaan muslim, baik yang tinggal di wilayahnya maupu di luar wilayahnya.
Sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Rusia, siapa pun dilarang menyinggung perasaan umat beragama, menyebut teks-teks kitab suci sebagai materi ekstremis, serta menghina nabi dan rasul kami yang tercinta.
"Propaganda LGBT dan penyimpangan lainnya juga sangat dilarang. Negara kami, Rusia, melindungi hak muslim dan seluruh umat beragama," tulisnya.
Dia mengecam keras Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dinilai telah membantu Ukraina.
"Saya bangga bahwa saya seorang muslim dan menyaksikan bagaimana seluruh umat Islam bersatu dengan kami dan menyampaikan posisi mereka yang tegas melawan Barat," tulisnya.
Dia juga menegaskan Rusia tidak akan berhenti sampai tercapai kedamaian di seluruh dunia.
"Oleh karena itu, sebagaimana Biden dan antek-anteknya yang membantu rezim Kyiv, kami tidak akan menyisakan, bahkan aroma tubuh orang Nazi, Bandera, dan setan-setan di Ukraina," tulis Kadyrov.
"Kami tidak akan berhenti sampai tercapai kedamaian di seluruh dunia yang berdasarkan pada nilai-nilai suci bagi semua orang! Panglima tertinggi kami, Presiden Rusia Vladimir Putin, selalu berdiri demi perdamaian dan melawan peperangan."
Kadyrov bahkan menyebut Putin layak mendapat Nobel Perdamaian. "Oleh karena itu, beliau layak dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian. Semua roh jahat, yang merupakan pembunuh dan teroris, gagal membuatnya terlihat buruk."
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait