YOGYAKARTA, iNews.id - Pengajuan sumbu filosofi DIY sebagai bagian warisan dunia menunggu hasil kajian Tim Unesco. Mereka telah melakukan kunjungan di lapangan dan hasilnya akan dibawa ke dalam sidang Unesco yang dihadiri 22 negara anggota.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, tim Unesco sudah melakukan kunjungan dan mengecek di lapangan. Mereka juga menanyakan beberapa persyaratan dari program yang ada.
“Dari kunjungan ini nantinya akan ada evaluasi, baru naik ke sidang anggota Unesco di bidang filosofis,” kata Sri Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (25/8/2022).
Proses pengajuan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia sudah dimulai sejak 2014. Usulan ini kemudian ditetapkan dalam tentative list Unesco di tahun 2017. Pada 2019 naskah usulan untuk Uunesco telah melewati proses voluntary submission.
Tema pengajuan Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia Unewsco The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks. Setelah proses penilaian, Komite Warisan Dunia Unesco akan menetapkan daftar properti yang merupakan bagian dari warisan budaya dan alam yang dianggap memiliki Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value).
“Sidang Unesco ini akan diikuti 22 negara anggota dan akan diputuskan di forum itu,” kata Sultan.
Pengajuan nominasi ini sangat penting bagi Yogyakarta, karena menjelaskan bagaimana outstanding universal value yang merupakan warisan salah satu leluhur dan pahlawan. Sumbu filosofi ini sudah ada sejak Pangeran Mangkubumi yang akan dilindungi, dilestarikan dan dikelola dengan baik untuk generasi sekarang dan mendatang.
Salah satu upaya ini dengan mengatur pembangunan dan perubahan yang akan dilakukan di Kawasan Sumbu Filosofi.
“Nanti kalau ada pembangunan dan sebagainya harus sesuai keputusan Unesco, tidak sembarang asal mengizinkan. Nanti unsurnya Pemda, Kota, asosiasi-asosiasi perwakilan penduduk yang ada wilayah itu,” imbuh Sri Sultan.
Ada dua komponen yang masuk ke dalam daftar warisan dunia, yakni sumbu selatan-utara sepanjang 6 km di Kota Yogyakarta, dengan Kompleks Kraton sebagai pusatnya beserta monumen, bangunan, dan ruang lain yang menjadi landmark di sepanjang sumbu tersebut. Komponen kedua (Makam Imogiri) adalah Makam Kerajaan di Imogiri, yang terletak 16 km ke arah tenggara sumbu.
Komponen pertama terdiri atas, Sumbu Filosofi Selatan, Beteng, Plengkung dan Pojok Beteng, Kompleks Karaton Ngayogyakarta, Tamansari, Kagungan Dalem Masjid Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sumbu Filosofi Utara, Pasar Beringharjo, Kompleks Kepatihan dan Tugu. Sedangkan Komponen kedia terdiri atas Makam Raja-raja Keraton Ngayogyakarta di Imogiri, Dalem Bupati Puralaya Keraton Yogyakarta, Rute Pemakaman Sultan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait