BANTUL, iNews.id - Pengamat Sosial Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Zully Qodir mengatakan, tawuran yang terjadi di Yogyakarta antara simpatisan PSHT dengan Brajamusti pada Minggu (4/6/2023) malam karena fanatisme antarpendukung. Dia memastikan kericuhan ini tidak ada korelasi dengan iklim politik menjelang pemilu 2024.
“Ekspresi fanatisme pendukung itu membuat gesekan,” kata Zuli Qodir, Senin (6/5/2023).
Menurutnya, kerusahan seperti ini harus diselesaikan dengan tuntas. Karena kalau tidak tuntas akan berbahaya bagi DIY apalagi mendekati tahun politik. Jika dibiarkan akan muncul penyelesaian dengan cara berbahaya seperti bentrokan fisik.
Aksi anarkis tersebut juga merugikan masyarakat yang secara sosial kini sudah mulai membaik. Jangan sampai fanatisme kelompok tertentu membuat hubungan masyarakat menjadi terganggu, apalagi ekses dari pemilu 2019 memang masih terasa.
Ketika sudah mengarah ke perusakan, pembunuhan dan mencelakakan orang lain, maka hukum harus ditegakkan. Jangan sampai penyelesaian dilakukan secara politik atau dengan kekeluargaan.
"Kalau kekeluargaan maka itu harus tulus jangan sampai hanya selesai sementara nanti bikin lagi. jika tidak nanti akan ribut lagi," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait