KULONPROGO, iNews.id - PT Angkasa Pura (AP) I melanjutkan proses pengosongan lahan di calon lokasi bandara baru Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA) di Kecamatan Temon, Kulonprogo, Jumat (20/7/2018).
Pengosongan 10 rumah yang masih berdiri di lokasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) bandara NYIA itu sempat mendapat perlawanan dari warga penolak bandara. "Dua hari ini kita lakukan pengosongan lahan dan sudah selesai 100 persen," kata Juru bicara Proyek Pembangunan NYIA, PT Angkasa Pura (AP) I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama.
Dengan demikian, PT AP I telah tuntas mengosongkan lahan seluas 587,3 hektare. Sebelumnya tersisa 33 rumah yang dihuni 36 kepala keluarga (KK). "Setelah ini akan kita lanjutkan dengan konstruksi. Minggu depan sudah dimulai," ujar Agus.
Dia mengakui, ada sebagian warga penolak yang masih mempertahankan tanah dan bangunannya. Namun tim terus melakukan pendekatan persuasif. Sebab, lahan yang masih diklaim warga sudah beralih kepemilikan dengan putusan dari majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Wates, melalui sidang konsinyasi. "Wajar ada penolakan, tetapi semuanya berjalan dengan lancar," ucapnya.
Project Manager Pembangunan Bandara NYIA, PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan, pemindahan warga berjalan dengan lancar. Mereka ada yang menempati rumah kontrakan yang diberikan, namun ada yang memilih untuk tinggal di rumah saudaranya. Bahkan ada yang sudah membangun rumah sendiri. "Kita siapkan 20 rumah kontrakan untuk mereka selama tiga bulan," ujar Sujiastono.
Menurut Sujiastono, pengosongan paksa dilakukan karena proses pengosongan lahan sudah mundur hingga tujuh bulan. Warga yang terus didekati tetap menolak untuk pindah dan mengosongkan lahan. Hingga akhirnya ada teguran dan peringatan sampai akhirnya dilakukan pengosongan kali ini. "Kita pindahkan rumah untuk kenyamanan mereka juga," tandasnya.
Dia menjelaskan, pada hari terakhir pengosongan lahan ini, warga juga mulai sadar. Mereka lebih kooperatif dan merelakan rumahnya dirobohkan. Warga ada yang meminta genteng, kusen pintu dan jendela ataupun daun pintu untuk dipakai membangun rumah baru. "Permintaan itu kita penuhi, bahkan barangnya juga kita antar mereka ke rumah yang dituju," katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait