Suasana saat ratusan pengemudi betor berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur DIY, Rabu (26/9/2018). (Foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.id – Ratusan pengemudi becak motor (betor) kembali mendatangi Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menyalurkan aspirasinya, Rabu (26/9/2018). Mereka menyuarakan hal yang sama terkait legalitas beroperasi dan lokasi mangkal di Jalan Malioboro.

Pantauan iNews.id, ratusan pengemudi bettor yang tergabung dalam Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY) ini berorasi di depan pintu masuk Komplek Kepatihan. Mereka secara bergantian menyuarakan tuntutannya.

"Kami mohon ada solusi. Betor tidak akan buat huru hara dan anarkis," kata Ketua PBMY, Parmin, Rabu (26/9/2018).

Para pengunjuk rasa ini akhirnya ditemui Sekda DIY Gatot Saptadi bersama pejabat lainnya, Sejumlah perwakilan kemudian berdialog untuk  menyuarakan aspirasi pengemudi betor.

Parmin menuturkan, pengemudi betor hanya ingin bisa bekerja secara halal dan tidak dikejar-kejar aparat kepolisian. Sebelumnya mereka sudah bertemu dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan akan dibuatkan protipe. Kenyataanya sampai saat ini prototipe yang dijanjikan tidak kunjung turun. Untuk itulah sebelum ada prototipe resmi turun, keberadaan betor perlu diberikan ruang untuk tetap dapat beroperasi.

"Kalau prototipe turunnya lama, kami mau makan apa. Biarkan betor tetap bisa beroperasi dan mangkal di Malioboro," ujarnya.

Menurutnya proses pembangunan Malioboro juga tidak pernah melibatkan para stake holder di lapangan. Space yang tersedia sangat terbatas dan hanya cukup untuk  dua andong. Praktis betor maupun becak kayuh tidak ada tempat. Apalagi dengan dipasang batuan besar di sekitar Inna Garuda Hotel sehingga tidak bisa dijadikan tempat mangkal.

"Di Lamongan betor boleh beroperasi mengapa di sini kami tidak bisa, malah dikejar-kejar," ujarnya.

Pengemudi Betor Sugito mengatakan, pendapatan dari memarik betor tidaklah seberapa. Hasil yang diperoleh hanya cukup untuk makan. Namun keberadaan mereka semakin terjepit. Bahkan beberapa teman mereka jatuh sakit hingga meninggal hanya karena tidak kuat menahan tekanan hidup.

"Biarkan kami beroperasi jangan ditangkap. Jangan dirazia," tuturnya.

Sementara itu Sekda DIY Gatot Saptadi mengatakan prototipe becak motor memang butuh waktu. Hal itu nantinya akan menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan yang ada. Keberadaan betor saat ini hanya memodifikasi sepeda motor. Polisi juga memiliki aturan jelas. "Kalau itu disahkan akan jadi mode angkutan umum," ujar Gatot.

Terkait penataan Malioboro ke depan yang akan menjadi kawasan pedestrian atau pejalan kaki. Nantinya tidak ada lagi angkutan yang boleh masuk kecuali Trans Jogja. Namun soal waktu penerapan aturan itu hingga kini belum ada kejelasannya.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network