YOGYAKARTA, iNews.id – Perkembangan kain batik di Indonesia cukup pesat dengan lahirnya batik-batik kontemporer. Bagi perancang busana Adewani Lubis (45), batik klasik dengan motif parang dan kawung dengan warna sogan lebih cocok dipakai para milenial.
Masa pandemi Covid-19 telah membuat sejumlah pelaku UMKM terpuruk. Hal itu juga dirasakan Adewani Lubis dengan brand Dewani Batik ikut merasakan penurunan pasar hingga 70 persen. Namun sejak bulan Desember ini pasar sudah mulai pulih meski belum sepenuhnya.
“Kemarin benar-benar terpuruk omzet turun hingga 70 persen, tetapi saya pertahankan karyawan dan perajin. Kami andalan pasar online melalui sejumlah marketplace,” kata Dewani, di sela peragaan Busana Aira Fashion on the Spot, akhir pekan lalu.
Sejak 2013 Dewani mengembangkan batik dengan mempertahankan motif-motif klasik. Agar digemari generasi muda, motif ini dikombinasikan dengan beberapa logo seperti burung yang menjadi identitas Dewani Batik. Sedangkan warnanya tetap mempertahankan warna sogan yang identik dengan warna coklat dan hitam.
Menurutnya, batik parang dengan warna gelap jika akan dipakai seorang pria akan memancarkan aura kepemimpinan menjadi lebih gagah. Begitu juga ketika dipakai perempuan akan terlihat elegan.
“Batik dengan warna sogan merupakan batik klasik di Yogyakarta yang gagah dan elegen. Agar milenial suka motif ini dikombinasikan dengan logo,” kata perempuan yang menjabat Ketua Iwapi Kota Yogyakarta periode 2019-2022 ini.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait