Forum Aktor Yogyakarta meluncurkan rencana pertunjukan teater dokumenter bertajuk “Lidah Pem(ng)ikat Bangsa”. (Foto : iNews.id/erfen erlin)

YOGYAKARTA, iNews.id- Kuliner tak sekedar menjadi pemuas lidah dan pengisi perut, namun kini sudah menjadi produk kebudayaan yang bisa bermanfaat sebagai alat diplomasi. Bahkan di dalam menu yang dihadirkan bisa menunjukkan sebuah akulturasi budaya.

Oleh karena itu, Verry Handayani bersama Forum Aktor Yogyakarta meluncurkan rencana pertunjukan teater dokumenter bertajuk  “Lidah Pem(ng)ikat Bangsa”. Teater dokumenter adalah satu bentuk pertunjukan teater yang menggunakan dokumen sejarah, arsip, reportase surat kabar, dan verbatim sebagai sumber utama penulisan cerita.

"Pertunjukan ini melibatkan aktor-aktor muda sebagai peneliti sekaligus penampil yang meniru narasumber atau mimesis," kata dia, Sabtu (4/2/2023).

Lima aktor muda yang terlibat, di antaranya adalah Anggun Oktavia Mei Riasari, Dinarto Ayub Marandi, Muhammad Ramdan, Regina Gandes Mutiary, dan Sulaiman Gumilang bakal terlibat langsung dalam pertunjukkan nanti.

Verry Handayani sebagai sutradara sekaligus produser mengangkat sejarah kecil di balik menu hidangan hasil akulturasi ke atas panggung. Para aktor akan berdialog sambil memasak, membicarakan nilai kultural, dan implikasi politis yang dibawa oleh hidangan yang dipresentasikan. 

Selain mendapatkan kesan visual dan emosional, sensasi aroma masakan dihadirkan di atas panggung serta lidah penonton akan diajak mencicipi kuliner akulturasi. Teater dokumenter kali ini juga sebagai ajang promosi mengenalkan kuliner Indonesia.

“Pertunjukan kali ini, saya melibatkan beberapa aktor muda di Yogyakarta. Semoga karya ini bisa menjadi bagian dari mengenalkan kuliner nusantara dengan cara yang berbeda, melalui panggung pertunjukan,” kata Verry Handayani.

Rencananya, pertunjukan ini akan digelar di dua kota, Yogyakarta pada 10 dan 11 Februari 2023 pukul 19.30 WIB di Kedai Kebun Forum  serta di Bandung pada 17 Februari 2023 di Padepokan Seni Mayang Sunda.

Verry mengungkapkan makanan yang terhidang di atas meja bukan hanya soal perut dan ranah domestik. Sate kambing dan nasi rames khas Madura pernah dihidangkan kepada tamu negara dalam acara Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka tahun 1955. "Kuliner sebagai produk kebudayaan juga bisa bermanfaat sebagai alat diplomasi,"ujar Verry Handayani.

Menurutnya dalam kuliner pula, masyarakat dapat menelusuri jejak akulturasi budaya. Mulai dari Selat Malaka, pada abad ke-8 pedagang Arab mengambil alih perdagangan rempah dan abad ke-16 Portugis membangun pusat dagang. 

Belum lagi pedagang Cina yang ikut kapal-kapal mengikuti rute jalur rempah, singgah ke Nusantara mengenalkan kecap, tahu, dan mengolah makanan dengan digoreng. Citarasa Eropa juga melebur dengan selera orang Jawa dalam sepiring selat solo.

“Kebudayaan kita tumbuh, salah satunya melalui kuliner. Inilah Indonesia, surganya ragam kuliner dengan aneka rempah-rempah yang menjadi salah satu kekayaan Indonesia," kata Verry Handayani.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network