YOGYAKARTA, iNews.id- Satu lagi perusahaan asal DIY yang go publik. Kamis (7/7/2022), kemarin PT Saraswanti Indoland Development Tbk mengumumkan saham mereka SWID resmi tercatat di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
"SWID merupakan emiten ke-22 yang tercatat di BEI pada tahun 2022 dan menjadi perusahaan tercatat saham ke 788," tutur Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia – DIY Irfan Noor Riza.
SWID melakukan IPO dengan harga penawaran senilai Rp200,00 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 5.385.000.000 lembar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp1.077.000.000.000,00.
Selain itu, akan dicatatkan pula Waran SWID dengan kode SWID-W. Exercise price dari SWID-W adalah senilai Rp250,00.
SWID merupakan Emiten keenam dari DIY yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Dengan IPO SWID ini, akan menjadi memicu semakin banyaknya perusahaan-perusahaan di DIY yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Dia berharap agar SWID dapat bertumbuh dan pada akhirnya mampu berkontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dengan mulai menggeliatnya sektor pariwisata serta properti di Indonesia khususnya di DIY. Pihaknya percaya saham SWID akan menjadi pilihan investasi yang menarik bagi masyarakat investor pasar modal Indonesia.
"Ini kabar baik bagi kita semua. Semakin banyak perusahaan DIY yang mencatatkan diri di lantai bursa dan semakin banyak yang go internasional," ujarnya.
Bursa Efek Indonesia akan senantiasa mendukung SWID untuk menjadi perusahaan dengan growth opportunities yang attractive dan senantiasa memberikan Share Holder Value yang optimal.
Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk. (SWID), Bogat Agus Riyono mengatakan SWID merupakan anak perusahaan Kelompok Usaha Saraswanti yang bergerak dalam bidang properti. Proyek yang sudah dikembangkan adalah Mataram City dan Graha Indoland di Yogyakarta.
Proyek yang akan dikembangkan meliputi resor villa di Rawa Pening (Kabupaten Semarang), apartemen di Bekasi dan Bogor. SWID bergerak pada sektor dan sub sektor Properties & Real Estate. Adapun Industri dari SWID adalah Real Estate Management & Development dengan sub industri Real Estate Development & Management.
"IPO menjadi pilihan perseroan untuk bertransformasi agar makin berkembang dan sustainable serta agar memasyarakatkan investasi saham di kota Yogyakarta. Saraswanti Indoland melepas sebanyak 340 juta saham atau 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 20 per saham dan harga penawaran Rp 200 per saham, “ kata Bogat Agus Riyono.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Perusahaan PT Saraswanti Indoland Development Tbk. (SWID) Agung Cucun Setiawan menambahkan dana yang dihimpun sebesar Rp 68 miliar akan digunakan untuk melancarkan sejumlah rencana pengembangan, terutama di DIY.
Agung menambahkan melihat pandemi Covid-19 sudah melandai, Perseroan optimistis kegiatan bisnis dan pariwisata akan membangkitkan kembali gairah industri perhotelan. Perkuliahan offline akan segera dilaksanakan di semua perguruan tinggi, termasuk di Yogyakarta, akan memicu permintaan apartemen, baik untuk dibeli maupun disewa.
Selain itu, harga tanah yang terus melambung menyebabkan perpindahan mode of investment dari kelompok menengah yang menginginkan passive income di masa pensiun, yaitu dari membangun rumah kost menjadi membeli apartemen.
“Untuk mengantisipasi potensi di atas, SWID sudah merencanakan pembangunan tower apartemen keempat dan kelima, Bima dan Arjuna, di Kawasan Mataram City, pada semester kedua 2022. Kedua tower tersebut akan melengkapi kawasan tersebut dengan 5 tower Pandawa Lima, yaitu Nakula, Sadewa, Yudhistira, Arjuna dan Bima,” kata Agung.
Selanjutnya, perseroan akan mengembangkan proyek landed house, Banyu Bening, The Villa Resort yang terdiri dari 56 unit rumah di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di daerah Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Proyek tersebut juga akan dimulai di semester kedua 2022.
PT Saraswanti Indoland Development Tbk menargetkan marketing sales Rp100 miliar sepanjang 2022. Di sisi lain, Perseroan optimistis recurring income dari bisnis hotel melonjak 48 persen pada tahun 2022, yaitu sebesar Rp 54,4 miliar pada tahun 2021 menjadi sebesar Rp 86,3 miliar pada 2022.
“Marketing sales berasal dari proyek apartemen Tower Arjuna - Bima di Mataram City, Yogyakarta dan Villa Resort Banyu Bening. Pendapatan Perseroan akan naik signifikan mulai tahun 2023 menjelang selesainya pembangunan apartemen dan rumah tapak banyu bening," ujarnya.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 340 juta Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan atau sebanyak 6,74 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Sebagai informasi, PT Saraswanti Indoland Development Tbk. (SWID) merupakan anak perusahaan dari Kelompok Usaha Saraswanti, yang bergerak dalam bidang properti, khususnya dalam pengembangan High Rise Building, berupa Apartemen, Condotel, dan Convention Hall. SWID telah mengembangkan suatu kawasan flagship yang merupakan mixed-used. Kawasan tersebut berlokasi di kota Yogyakarta, dengan nama merek Mataram City.
SWID adalah pemilik hotel The Alana Yogyakarta, Innside by Melia Yogyakarta dan Apartemen Mataram City, serta sedang mengembangkan kondotel Graha Indoland. Dalam menggelar Initial Public Offering (IPO) ini, SWID menggandeng Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait