Salah satu ternak sapi di Sleman yang terjangkit penyakit LSD. Di bagian kulit lehernya timbul benjolan-benjolan. (Foto : Antara/HO DP3 Sleman)

Meski demikian Suparmono memastikan jika LSD ini tidak menular kepada manusia. 

"Virus penyebab LSD dapat ditemukan pada darah hewan terkena dalam kurun waktu tiga minggu setelah terinfeksi bahkan juga dapat ditemui pada semen hewan jantan enam minggu setelah terinfeksi," ujarnya.

Pada kasus LSD di lapangan walaupun tingkat kematian atau mortalitas di bawah 10 persen, namun sering dilaporkan tingkat kesakitan atau morbiditas dapat mencapai 45 persen.

Dampak yang ditimbulkan LSD di antaranya adalah penurunan produksi susu yang signifikan, penurunan berat badan, infertilitas, sterilitas pada sapi pejantan bibit. Kemudian keguguran dan kerusakan kulit permanen sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Bupati Sleman, Kustini mengatakan Pemkab Sleman melalui DP3 telah melakukan berbagai langkah strategis sebagai upaya penanggulangan penyakit LSD. 

Ppeternak juga diimbau segera melaporkan kejadian penyakit ternaknya kepada petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat, memisahkan ternak yang sakit (isolasi) serta rutin membersihkan kandang.

"Kami juga minta kandang ternak itu 'biosecurity'-nya ditingkatkan, diberi desinfektan secara rutin, ternak diberikan pakan yang bersih dan berkualitas, serta pengendalian lalu lintas hewan rentan dengan segera dilakukan vaksinasi LSD," ujarnya. 


Editor : Ainun Najib

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network