Pemerintah Desa Dengok, Playen, Gunungkidul, Rabu (9/6/2021) melakukan penutupan wilayah Dengok II, I dan III karena terdapat 30 orang terpapar Covid-19. (Foto : Antara)

SLEMAN, iNews.id-Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, Joko Paromo berharap tidak ada lokcdown di DIY, seperti yang dilontarkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Menurutnya dampak lockdown sangat besar, baik terhadap citra DIY maupun kehidupan dan kegiatan sosial masyarakat. 

Dengan adanya lockdown dipastikan banyak kegiatan yang akan batal digelar di DIY. Hal ini bukan hanya akan semakin membuat pariwisata jatuh dan ekonomi masyarakat semakin lemah. Namun juga kejahatan dan banyak pengangguran.

“Kita semua berharap jangan sampai lockdown ini terjadi dan yakin gubernur tidak gegabah dalam  mengambil langkah kebijakan,” kata Joko, Sabtu (19//6/2021).

Menurutnya  lockdown bukan solusi yang tepat sebab kalau rakyat kurang makan imun turun, badan lemah dan  mudah terjangkit penyakit. Seperti kota kota lainnya lockdown tidak ada dampak yang signifikan. Untuk itu perlunya kesadaran diri untuk saling mengingatkan protokel kesehatan (prokes),  pengetatan  di pasar dan pusat perbelanjaan serta menjaga lingkungan.

“Insan pariwisata semua lemah termasuk pedagang di kaki lima kena imbasnya, pasti kita semua paham. Harapan saya tetap prokes di perketat di seluruh lapisan dan kegiatan tetap jalan,” paparnya.

Joko menambahkan cara lain untuk mengendalikan Covid-19,  yakni dengan menumbuhkan kesadaran jika  Covid-19 dapat diberantas bersama-sama, mengajak tokoh masyarakat dan  pejabat negara saling menghimbau dan  memberikan saran-saran terbaik. Sebab tdak ada yang tidak mungkin, ada start ada finish, jangan lelah untuk berbuat yang terbaik. “Itu yang bisa dilakukan selain lockdown,” katanya.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network