YOGYAKARTA, iNews.id - PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Angkasa Pura I optimistis pembangunan bandara baru Yogyakarta atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) tetap bisa beroperasi pada April 2019 mendatang.
Proses pengerjaan runaway ditargetkan sudah selesai sampai 90 persen. Sedangkan pembangunan terminal sudah 30 persen selesai. "Target operasi April 2019, kalau terminal itemnya banyak," kata Presiden Direktur PT PP Lukman Hidayat, seusai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X di Kepatihan, Yogyakarta, Senin (16/7/2018).
Lukman hadir bersama dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Faik Fahmi untuk melaporkan progres pembangunan bandara Kulonprogo. Proses konstruksi saat ini telah memasuki fase kedua. Proses pengerjaan diharapkan bisa dipercepat dari jadwal dokumen kerja sama dengan AP I yakni 736 hari kerja. "Kami realistis membuat semaksimal mungkin. Saat ini pekerjaan perbaikan tanah, pondasi, struktur pondasi ada pengerukan," katanya.
Selain itu, melakukan perbaikan dan melengkapi lampu, signed, juga pekerjaan saluran drainase, rumput dan apron. Namun, dia menjamin sudah bisa digunakan untuk mendarat.
Sementara itu, Faik Fahmi mengatakan, pada proses konstruksi dibutuhkan sekitar lebih dari 1.000 pekerja. Sebagai langkah persiapan tersebut, pihak AP menginisiasi pembangunan Balai Pemberdayaan Masyarakat (BPM).
Setelah diresmikan, nantinya diharapkan untuk membantu masyarakat di sekitar Kulonprogo agar dampak pembangunan benar dirasakan masyarakat dengan maksimal. "Memberikan pelatihan khusus diperlukan ketika bandara itu dioperasikan," katanya.
Mengenai jenis pelatihanya, kata Faik, akan menyesuaikan dengan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan di bandara seperti avsec, pertukangan, teknik, grandhandling, tourism, pengetahuan turis dan bahasa asing.
"Proses konstruksi bisa memerlukan sampai 1.000 pekerja. Setelah operasi, banyak dibutuhkan bisa di katering, cleaning service, airlane. Banyak kesempatan karena bandara ini kapasitasnya besar," ujar Faik.
Proses pengadaan lahan bandara NYIA saat ini masih ada kendala karena 31 kepala keluarga (KK) yang masih tinggal di lokasi calon bandara NYIA. Masalah ini yang masih menjadikan pengadaan belum tuntas, meski uang ganti rugi sudah dititipkan di pengadilan.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait