Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menerima penghargaan UGM 2019 pada Dies Natalis UGM ke-70. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

SLEMAN, iNews.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo meraih penghargaan Anugerah Universitas Gadjah Mada tahun 2019. Penghargaan ini diberikan dalam rangkaian Dies Natalis UGM ke-70, di Graha Sabha Pramana UGM, Kamis (19/12/2019).

Penghargaan Anugerah UGM ini diberikan Rektor UGm Panut Mulyono dengan Surat keputusan Nomor 2919/UN1.P/KPT/HUKOR/2019. Selain Hasto Wardoyo, penghargaan serupa juga diberikan kepada Guru Besar UGM Murdijati Gardjito. Sedangkan Wapres ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla mendapatkan anugerah Hamengkubuwono (HB) IX Award.

Hasto mengaku kaget menerima penghargaan tersebut. “Saya kaget karena baru seminggu yang lalu diberitahu akan mendapatkan penghargaan ini,” kata mantan Bupati Kulonprogo itu seusai menerima penghargaan.

Menurut Hasto, penghargaan itu akan didedikasikan bagi kedua orang tuanya karena mereka telah banyak mendidiknya untuk hidup sederhana dan menghayati kemiskinan. “Saya yakin penilaian ini ketika saya menjadi bupati (Kulonprogo) sebelum menjadi kepala BKKBN,” ucapnya.

Selama dua periode menjadi bupati, Hasto mengaku banyak belajar tentang kehidupan sosial budaya, ekonomi hingga kegotongroyongan di masyarakat. 

Penghayatan akan kemiskinan, membuat Hasto bisa menyelami makna kemiskinan yang bermuara pada upaya pengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Baginya, penghargaan ini tidak lepas dari bimbingan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X. UGM juga mengajarkan ilmu kesederhaan kepada dirinya selama kuliah.

Bahkan ketika lulus pun, dia siap untuk ditempatkan di daerah yang sulit. “UGM telah mengajarkan hidup sederhana dan itu membentuk jiwa saya,” ucapnya.  

Hasto mengatakan, rakyat Kulonprogo juga banyak mengajarkan akan arti sebuah gotong royong. Sehingga, dia mampu melahirkan kebijakan untuk pemberdayaan ekonomi melalui gerakan Bela dan Beli Kulonprogo.

Di bidang kebudayaan, Hasto mampu menjadikan tari angguk dikembangkan menjadi senam angguk. Ide itu lahir dari rakyat yang ingin berkarya bukan hanya sekedar bekerja.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network