WASHINGTON, iNews.id - Pesawat terakhir Amerika Serikat (AS) meninggalkan Kabul pada Senin (30/8/2021) malam. Ini menandai berakhirnya kehadiran militer Negeri Paman Sam di negara itu.
Namun hingga saat ini masih ada ratusan warga AS yang masih tertinggal di Afghanistan. Mereka masih mencari cara untuk melakukan evakuasi terhadap warganya itu.
Sekitar 250 warga sipil AS masih tertahan di Afghanistan karena faktor keamanan untuk menjangkau bandara Kabul.
"Kami akan melanjutkan upaya tanpa henti untuk membantu warga Amerika, warga negara asing, dan warga Afghanistan, meninggalkan Afghanistan jika mereka mau," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken Blinken.
AS telah menangguhkan misi diplomatik di Afghanistan dan memindahkannya operasionalnya di Qatar. Duta Besar AS untuk Afghanistan untuk Afghanistan Ross Wilson ikut bersama pesawat terakhir yang meninggalkan Afghanistan.
Blinken mengatakan pemerintahannya akan melakukan diplomasi termasuk tugas kekonsuleran serta pemberian bantuan kemanusiaan dari Doha, Qatar. Tim tersebut akan dipimpin Wakil Dubes AS untuk Afganistan Ian McCary.
"Babak baru keterlibatan Amerika di Afghanistan telah dimulai. Ini merupakan salah satu diplomasi yang akan kami kedepankan," kata Blinken, dalam pidatonya beberapa jam setelah pasukan AS terakhir meninggalkan Afghanistan, dikutip dari Reuters, Selasa (31/8/2021).
Dia menambahkan, tugas misi untuk Afghanistan termasuk mengeluarkan warga AS yang tersisa serta orang-orang yang selama ini bekerja untuk kepentingan AS.
Lebih dari 122.000 orang diterbangkan keluar dari Afghanistan sejak 14 Agustus, sehari sebelum Taliban merebut pemerintahan di Kabul. Namun Taliban menolak memberikan perpanjangan waktu bagi pasukan AS dan sekutunya melebihi kesepakatan yang dicapai yakni 31 Agustus. Di samping itu kondisi di Kabul semakin mencekam setelah kelompok ISIS-K melancarkan beberapa kali serangan.
Blinken menegaskan pemerintah berupaya mencari jalan untuk mengevakuasi warga AS, termasuk membuka kemungkinan jalur darat.
"Kami tidak berilusi semua ini akan mudah atau cepat," ujarnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait