SLEMAN, iNews.id- Pelaku penganiaya suporter PSS Sleman Aditya Eka Putranda hingga meninggal dunia berasal dari kelompok suporter lain beda klub asal DIY. Polisi menyebut ada dua motif dalam peristiwa penganiayaan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Ronny Prasadana mengungkap, sebelum menyerang rombongan korban, kelompok pelaku ada yang berteriak dan menyebut jika mereka berasal dari pendukung klub sepakbola lain di DIY. Hal tersebut juga ditandaskan oleh Ronny ketika menjawab pertanyaan wartawan dalam sesi wawancara. "Ya, dari (menyebut kelompok suporter lain di DIY)," ujar Ronny.
Ronny menyebut berdasarkan pemeriksaan, para pelaku mengaku sebelumnya pernah diserang oleh kelompok suporter yang kini anggotanya mereka aniaya tersebut.
Kendati demikian, kelompok korban ketika diperiksa mengaku tidak pernah melakukan penyerangan sebelumnya. Mereka hanya menonton sepakbola kemudian pulang ke rumahnya. Sehingga kelompok korban tidak tahu apa-apa berkaitan dengan penyerangan tersebut.
"Kami masih dalami itu. Saat ini kami sedang mendalami kasus ini dan berniat menuntaskan hingga ke akar masalah," ujarnya.
Kini polisi masih mendalami kronologi munculnya kalimat 'Aku Brajamusti, Piye' dari salah satu tersangka. Karena hal tersebut ternyata menjadi salah satu pemicu terjadinya penganiayaan tersebut.
Selain itu, dalam pemeriksaan ternyata beberapa pelaku penganiayaan juga merupakan residivis kasus yang sama. Beberapa pelaku penganiayaan di palang pintu kereta api Gamping pernah diamankan polisi karena melakukan kekerasan menggunakan senjata tajam. "Kasusnya membawa sajam kalau tidak salah," kata dia.
Selain balas dendam karena pernah diserang, kelompok pelaku melakukan penganiayaan karena ada provokasi dari salah satu tersangka. Dia adalah JN, pelaku yang masih di bawah umur karena baru berusia 17 tahun.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait