KIEV, iNews.id - Ukraina mengejek Rusia. Mereka menilai Moskow telah gagal dalam peperangan melawan negaranya itu.
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan, keputusan Putin mengerahkan tentara cadangan sudah diprediksi sebelumnya.
Dia menilai pengerahan pasukan cadangan menunjukkan kegagalan Rusia. "Permintaah yang benar-benar bisa diprediksi, lebih terlihat seperti upaya untuk membenarkan kegagalan mereka," kata Podolyak, dalam pesannya tertulisnya kepada Reuters.
Podolyak mengatakan, keputusan Putin tersebut juga menunjukkan perang tidak berjalan sesuai skenario.
"Perang jelas tidak berjalan sesuai dengan skenario Rusia, sehingga mengharuskan Putin membuat keputusan sangat tidak populer untuk memobilisasi dan sangat membatasi hak-hak rakyat," tuturnya.
Dalam pidato di televisi saat mengumumkan dekret, Putin juga menegaskan kembali tujuan operasi militer khusus Rusia di Ukraina yakni membebaskan Donbass. Menurut Putin, sebagian besar penduduk Donbass, wilayah meliputi Donetsk dan Luhansk, tidak ingin kembali dalam penindasan kelompok neo-Nazi Ukraina.
Beberapa hari sebelum memerintahkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, Putin mengakui berdirinya Republik Rakyak Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Rusia bersama pasukan separatis pro-Moskow saat ini menguasai sekitar 60 persen wilayah Donetsk dan merebut hampir semua Luhansk sejak Juli lalu.
Di sisi lain, pasukan Rusia menghadapi pukulan keras dalam serangan pembalasan militer Ukraina, terutama di Kharkiv. Seragan militer Ukraina memaksa Rusia untuk menarik pasukannya dari Kharkiv dan dikumpulkan kembali ke Donbass.
Sementara itu tokoh-tokoh pro-Moskow di Ukraina pada Selasa kemarin mengumumkan referendum untuk bergabung dengan Rusia. Selain Donbass, referendum juga akan digelar di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia pada 23-27 September mendatang. Wilayah-wilayah itu mewakili sekitar 15 persen total luas Ukraina.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait