Petugas memeriksa sapi yang mati mendadak di Ngawu, Playen, Gunungkidul. (foto: istimewa)

Bowo menambahkan berdasarkan keterangan pemilik sapi, tidak ada indikasi keracunan. Terlebih rumput untuk pakan sudah lama diberi pupuk sehingga aman dikonsumsi ternak.

Saat mati juga tidak ada ceceran darah. Dari pemeriksaan pihak puskeswan tidak ada lesi di lidah dan gusi, tidak ada darah dari lubang alami namun perutnya mengalami kembung.

"Atas arahan dari dokter Puskeswan playen. Bangkai sapi harus dikuburkan," ujarnya. 

Bowo tidak mengetahui alasan mengapa sapi tersebut disembelih oleh warga. Apakah akan dibrandu (dibagi-bagi dan dikonsumsi bersama atau tidak). Dia menduga warga menganggap sapi itu aman dikonsumsi karena hanya kembung.

"Pemahaman di desa sakit kembung itu mungkin dianggap aman (dikonsumsi). Untung dari puskeswan sudah kasih perintah dan bisa diterima warga," katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Gunungkidul, drh Retno Widyastuti membenarkan adanya sapi yang mati tersebut. Meski mati mendadak, tidak bisa  karena antraks. Untuk memastikan penyebabnya masih menunggu hasil tes uji laboratorium.

"Kami sudah kirim sampel darah ke laboratorium. Biasanya (hasilnya) semingguan," ujar dia.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network